Sabtu, 30 Maret 2013

JR Shinkansen

Hello! Long time no see! Hari ini saya mau post tentang Shinkansen.

Jadi, Shinkansen (新幹線) atau dikenal dengan sebutan "Bullet Train" adalah sistem kereta cepat Jepang yang dioperasikan oleh 4 perusahaan JR Group. Hingga sekarang panjang seluruh sistem Shinkansen sekitar 2,388 km dan kecepatan operasional 240- 330km/h.


Sejarah


Shinkansen awalnya berasal dari ide untuk membangun sistem kereta cepat, oleh Hideo Shima dan tim JNR. Masalahnya, saat itu, jepang menggunakan rel yang terlalu kecil untuk operasi kereta cepat. Solusinya, mereka menggunakan railway gauge standar (Stevenson).


Pembangunan rel/rute yang pertama, Tōkaidō Shinkansen (JR Central), dimulai pada tahun 1959. Diperkirakan dana yang digunakan sebesar ¥400 milyar. Tōkaidō Shinkansen memulai operasi pada tahun 1964. Perjalanan kereta saat itu ternyata lebih cepat dan mudah, dengan mengurangi 3 jam perjalanan. Rolling stock pertama adalah series 0.


Asal nama "Bullet Train" sendiri berasal dari bentuk series 0 yang mirip dengan bullet (peluru).


Rolling Stock

Beberapa rolling stock yang biasa dikenal:

0 Series, Shinkansen pertama, dan karena bentuknya seperti peluru.
(1964-2008. Tokaido & Sanyo.)
0
500 Series
(1997-now. Tokaido & Sanyo)
500

700 Series
(1999-now. Tokaido & Sanyo)
700

N700 Series, salah satu keunikannya adalah mekanisme tilting train.
(2007-now. Tokaido & Sanyo)
N700

800 Series
(2004-now. Kyushu)
800

E5 Series

(2011-now. Tohoku)



E5










Selasa, 05 Maret 2013

Tragedi Amagasaki

Hey!! Hari ini aku mau posting lagi, tentang kecelakaan kereta, tapi kali ini, kejadian ini terjadi di Jepang, tahun 2005.


Tanggal 25 April 2005, sebuah kereta komuter series 207, dalam perjalanan rute "Rapid" dari Takarazuka menuju Doshisha-mae. Dalam perjalanannya, kereta ini mengalami berbagai keterlambatan, sehingga pengemudi keretanya khawatir akan terkena hukuman berat dari JR West. Hukuman yang diberikan oleh JR West disebut Nikkin Kyoiku atau Masa pelatihan ulang. Selama itu, pengemudinya diberi hukuman berupa denda, menulis essay, dimarah-marahin, dan membersihkan rel.



Karena kereta 5418M sudah terlambat 2 menit, si pengemudinya takut akan kena Nikkin Kyoiku, sehingga ia mempercepat laju kereta hingga 116km/h. Beberapa orang yang sedang lewat mengatakan memang bahwa keretanya sangat diatas batas kecepatan. Mendekati sebuah belokan, karena masih berjalan 100km/h, keretanya miring ke kiri dan keluar dari rel. Pukul 09.19, gerbong 1 terdorong kedalam tempat parkir sebuah apartemen, gerbong 2 menabrak dinding apartemen. 



Saat itu, sekitar 700 orang sedang didalam kereta. 107 orang tewas dalam kecelakaan ini termasuk si pengemudi, Ryūjirō Takami.  Tragedi Amagasaki merupakan tragedi paling fatal setelah kecelakaan Yokohama tahun 1963.

Faktor penyebab terjadinya tragedi ini:
  • Keterlambatan, yang membuat panik pengemudi.
  • Nikkin Kyoiku, pelatihan ulang secara kasar, yang membuat pengemudi takut.
  • Diatas kecepatan minimum saat memasuki belokan.
  • Belokan yang terlalu tajam.







Senin, 04 Maret 2013

Tragedi Eschede

Hey! Aku mau ngepost tentang sebuah kejadian pada tahun 1998, tepatnya di Eschede, Jerman.


Nah, dulu, pada tanggal 3 Juni 1998, sebuah kereta ICE (Intercity Express) Jerman, seri ICE 1 dengan kode ICE 884 sedang dalam perjalanan reguler dari Munich menuju Hamburg. Kereta ICE ini termasuk kereta high speed dan juga kereta kelas atas karena kenyamanan dan fasilitas yang diberikan.
Lapisan baja yang sebenarnya

Pada saat itu, jam 10.30 waktu Jerman, kereta ini melakukan stopover di Hanover. Diketahui 287 orang sedang berada dalam kereta tersebut. Tak lama setelah melanjutkan perjalanan, sekitar 40 menit dari Hamburg, ban baja yang pada roda gerbong pertama terkupas, dan membolongi lantai gerbong dan menggantung seperti gambar dibawah.
Para penumpang yang selamat mengatakan bahwa saat itu juga, terdengar bunyi seperti ledakan.
Lapisan baja yang terkupas

Rel yang rusak parah
Bagian rel yang ditemukan didalam gerbong 1

Saat kereta mendekati rail switch, seperti pada gambar di atas, ban baja yang menggantung itu mengubah setting rel sekaligus menghanchurkan rel, sehingga gerbong 3,4,5,6,7,8,9,10,11,12 berjalan dijalur yang berbeda, dan pada 10:59, saat mendekati sebuah jembatan beton, gerbong ketiga menghantam jembatan tersebut dengan kecepatan 200km/h sehingga jembatan itu pun runtuh dan menimpa gerbong 5 dan 6.

Sesaat sebelum bertabrakan dengan jembatan 
Akibat kecelakaan ini, 101 orang tewas dan 88 orang terluka. Sisanya keluar dengan luka minor atau tanpa luka.

Beberapa faktor penyebab antara lain:

  • Pemeriksaan yang kurang baik oleh Deutsche Bahn
  • Ban baja yang sudah tidak layak (retak)
  • Desain ban (duoblock) yang tidak cocok untuk kereta high speed.
"Total Destruction"